PLATYHELMINTHES
PLATYHELMINTHES
Ciri-ciri Platyhelminthes :
•
Memiliki tubuh memanjang pipih (platy-hemins)
•
Simetri bilateral
•
Triploblastik aselomata
•
Hidup parasit atau bebas
•
Panjang tubuhnya dari 1 mm – 20 m
•
Tidak memiliki sistem peredaran
darah
•
Bernafas dengan seluruh permukaan
tubuh
•
Alat pencernaan tidak sempurna
•
Hermaprodit
Sistem Pencernaan Platyhelminthes
Saluran pencernaan tidak sempurna,
yaitu berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan
sebagai usus. Ada juga Platyhelminthes yang tidak memiliki saluran pencernaan
Sistem Ekskresi Platyhelminthes
Sistem ekskresinya bersifat
sederhana dan terutama berfungsi untuk memelihara keseimbangan osmosis antara
hewan dengan lingkungannya. Sistem ini tersusun sari sel-sel bersilia, yaitu
sel api atau sel-sel bulu getar (solenosit)
Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes diklasifikasikan
menjadi tiga kelas, yaitu:
- Turbellaria (cacing berambut getar)
- Trematoda (cacing isap)
- Cestoda (cacing pita)
1.Turbellaria
•
Bersifat karnivor
•
Hidup di perairan, genangan air,
kolam, atau sungai menempel di bebatuan
•
Panjang tubuhnya sekitar 5-25mm
•
Bergerak menggunakan silia yang
terdapat pada epidermis atas, gerakan berombak untuk berenang di air
•
Contoh: Planaria sp
2. Trematoda
•
Semua anggota cacing ini bersifat
parasit pada manusia atau hewan
•
Permukaan tubuh tidak bersilia,
tetapi diliputi kutikula
•
Memiliki alat hisap di sekitar
mulutnya dan dilengkapi dengan gigi kitin
•
Saluran pencernaannya bercabang
dua
•
Sistem reproduksinya ada yng hermaprodit
dan umumnya memiliki siklus hidup yang rumit dengan pergantian fase seksual dan
aseksual
Contoh :
Fasciola hepatica (cacing hati)
Daur Hidup Fasciola
hepatica
•
Ketika melalui saluran empedu domba, telur masuk ke dalam usus,
hingga akhirnya bersama feses domba telur dapat ke luar ke alam bebas
•
Pada tempat yang sesuai, telur fertil (telah dibuahi) akan menetas
menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.
•
Di alam mirasidium bertahan sekitar 8 jam, akan tetapi jika
mirasidium masuk ke tubuh Lymnaea (siput) dalam waktu ±2 minggu larva
berubah bentuk menjadi oval disebut sporokis.
•
Sporokis tidak bersilia tumbuh dan pecah menghasilkan larva kedua
yang disebut redia.
•
Redia masuk ke jaringan tubuh siput dan berkembang menghasilkan
larva ketiga yang disebut serkaria.
•
Serkaria memiliki bentuk seperti berudu dan berenang bebas
meninggalkan tubuh siput dan membentik kista bila menemukan rumput dan
tumbuhan air.
•
Bila kista dimakan oleh hewan (misal domba) maka dalam saluran
pencernaan kista pecah dan keluarlah larva keempat yang disebut metaserkaria.
•
Metaserkaria akan menembus dinding usus dan bersama aliran darah
sampai kehati domba dan larva tumbuh menjadi cacing dewasa. Dan sikluspun
terulang kembali.
3. Cestoda
•
Bersifat endoparasit dalam saluran
pencernaan vertebrata
•
Tubuh berbentuk pipih seperti
pita, terdiri dari rangkaian segmen yang disebut proglotid
•
Bagian skoleks (kepala) dilengkapi
alat penghisap berkait berbahan kitin untuk menempel pada inang yang disebut rostelum
•
Tidak memiliki mulut dan saluran
pencernaan, karena makanan diserap langsung berupa sari makanan oleh permukaan
tubuh
•
Bersifat hermaprodit, dimana
proglotid-proglotid merupakan koloni dari individu-individu yang dihasilakan
melalui cara strobilasi (pembentukan kuncup)
Daur Hidup Taenia solium
• Dalam
tubuh manusia proglotid cacing pita dewasa yang mengandung embrio melepaskan
diri dari rangkaian proglotid serta keluar bersama feses.
• Bila
proglotid dewasa ini tertelan babi, maka dalam usus babi selubung proglotid
akan larut hingga keluar larva yang disebut heksasan atau onkosfer (memiliki 6
kait kitin)
• Heksasan
menembus dinding usus babi dan ikut aliran darah dan singgah di otot atau
jaringan tubuh babi. Larva ini kemudian tumbuh menjadi sistiserkus.
• Apabila
manusia memakan daging babi yang mengandung sistiserkus atau dimasak tidak
sempurna maka sistiserkus akan tumbuh menjadi cacing dewasa pada usus manusia.
Kemudian daur hidup cacing ini akan terulang kembali
•
Contoh: Taenia solium dan
Taenia saginata
Comments
Post a Comment